ANALISIS TURBIN AIR SEDERHANA
TURBIN AIR GO PRAKTIS/TURBIN GOPRAK
Novandri Tri Setioputro
Teknik Mesin Fakultas Teknik
Universitas Subang
Kampus II, Jalan Arief Rachman
Hakim No. 08 Subang, 41211
Abstrak
Saat ini, energi listrik
merupakan kebutuhan utama manusia. Kebutuhan energi listrik semakin lama semakin
besar, sementara masalah penyediaan energi listrik masih sangat terbatas. Untuk
mengatasi permasalahan kebutuhan listrik, dibeberapa tempat memanfaatkan potensi
energi air menjadi listrik menggunakan kincir air konvensional (berbahan kayu) dengan
performansi dan kehandalan sangat rendah sehingga kualitas listriknya sangat
rendah (60 kincir air Jember Jawa Timur). Selain itu, dibanyak tempat yang mempunyai
potensi energi air disekitar desanya belum dimanfaatkan menjadi listrik karena
kurang pengetahuan cara merubah potensi ini menjadi energi listrik dan mereka menggunakan
Pembangkit Listrik Tenaga Disel dengan untuk pelistrikan desanya dengan beban
iuran Rp. 35.000,00 per bulan untuk lampu 3 atau 5 lampu dan Rp. 175.000 ditambah
televisi dari pukul 18.00-22.00 sedangkan sekitar mereka melimpah potensi enegi
airnya (Desa-Desa Pedalaman Aek Bilah Kabupaten Tapanuli Selatan Provinsi Sumatera
Utara). Dengan keterbatasan energi listrik, rasanya masih sulit masyarakat
pedesaan dibelahan pedalaman pelosok negeri ini memperoleh listrik dengan baik
dari PT. PLN. Sehingga perlu solusi penyediaan pembangkit listrik ditingkat
lokal yaitu memanfaatkan potensi energi air sekitar mereka menjadi pembangkit
listrik tenaga mikrohidro dengan kamampuan dan kehandalannya lebih baik.
Salah satu teknologi yang
mempunyai kemampuan dan kehandalan lebih baik dibandingkan kincir air
konvensional adalah Cross Flow Turbine/Bangki Turbine/Osberger Turbine. Turbin ini telah banyak digunakan untuk
pembangkit listrik skala kecil atau pembangkit listrik tenaga mikro hidro di
Indonesia. Cross Flow Turbine merupakan
salah satu turbin implus dan turbin yang memiliki kontruksi lebih sederhana
dalam teknologi manufakturnya. Walaupun relatif sederhana dalam hal
kontruksinya tetap saja memerlukan hal khusus dalam pembuatannya sehingga perlu
dikembangkan turbin lebih sederhana dibandingkan Cross Flow Turbine. Turbin Cross Flow yang lebih sederhana disebut
Turbin Goprak (Turbin Go Praktis). Turbin Goprak ini merupakan
pengembangan Turbine Open Cross Flow yang dikeluarkan oleh IT Power. Redesain
dilakukan dengan mempertimbangkan berdasarkan kebutuhan bahan/material besi
yang tersedia mudah dipasaran. Selain itu, redesain mempertimbangkan juga peralatan
manufaktur yang lajim digunakan dalam perbengkelan (mesin bubut, mesin bor,
mesin las, dan kerja bangku).
Berdasarkan analisis mekanika
fluida menggunakan segitiga kecepatan dan pemodelan aliran menggunakan Computational Fluid Dynamics dengan
debit rancangan 100 liter/s dan beda ketinggian (head) 5 m diperoleh sebagai
berikut :
1. Daya potensi/input sebesar 4.905 watt
2. Torsi sebesar 8,276 Nm
3. Kecepatan putar sebesar 52,33 rad/s
4. Daya yang dihasilkan sebesar 2.696,812 watt.
5. Efesiensi sebesar 54,98 %.
Dari hasil pemodelan dengan
menggunakan Computational Fluid Dynamics,
aliran air setelah melewati katup pengarah aliran terlihat pola aliran kurang
baik khusunya disisi bagian atas pengarah aliran berupa kenaikan kosentrasi
tekanan di titik tersebut (terjadi turbulensi). Untuk mengurangi hambatan pada
aliran tersebut, bentuk pengarah aliran dilakukan modifikasi dengan bagian atas
lebih melengkung sehingga pola aliran yang terjadi lebih seragam. Desain,
pembuatan dan pemodelanan aliran pada Turbin Goprak ini diharapkan memberikan
gambaran kemampuan dan kehandalan lebih baik dibandingkan kincir air
konvensional sehingga dapat disebarkan/diproduksi secara meluas untuk mengatasi
terkesediaan listrik didaerah terpencil jauh dari jaringan PT. PLN.
Keywords : Energi
Listrik, Turbin Goprak, Daya Keluaran, Efisiensi dan Computing Fluid Dynamics.
1. Pendahuluan
Saat ini, Energi Listrik ini
merupakan kebutuhan utama manusia untuk beraktifitas. Kebutuhan energi listrik semakin
lama semakin besar, sementara masalah penyediaan energi listrik masih sangat
terbatas Pada daerah yang jauh dari jaringan listrik, pengadaan listrik sangat
sulit karena memerlukan investasi jaringan sangat besar dan keterbatasan daya
yang dipunyai oleh PT. PLN. Untuk meningkatkan rasio kelistrikkan nasional yang
masih rendah (58%), maka diperlukan terobosan pelistrikan melalui pembangkit
ditingkat lokal.
Banyak daerah belum
terlistriki dari PT. PLN, mereka secara swadaya mengadakan listrik melalui
pembuatan pembangkit listrik dengan menggunakan kincir air atau menggunakan
genset dengan bahan bakar solar atau bensin.
Pembangkit listrik menggunakan bahan bakar fosil memerlukan biaya cukup
besar bagi daerah yang berada dipelosok dengan kondisi infrastruktur jalan yang
sulit dijangkau (Rp. 10.000,0/liter). Mereka dikenai beban iuran Rp. 35.000,00
per bulan untuk lampu 3 atau 5 lampu dan Rp. 175.000 ditambah televisi dari
pukul 18.00-22.00 sedangkan sekitar mereka melimpah potensi enegi airnya (Desa-Desa
Pedalaman Aek Bilah Kabupaten Tapanuli Selatan Provinsi Sumatera Utara). Selain
itu penggunaan bahan bakar fosil akan menyebabkan kerusakan lingkungan berupa
pemanasan global.
Beberapa daerah yang telah
mempunyai pengetahuan merubah potensi energi air menjadi energi listrik, mereka
secara swadaya membuat kincir air konvensional dengan kmampuan dan kehandalan
yang sangat rendah. Kincir air tersebut terbuat dari kayu dengan desain apa
adanya tanpa pertimbangan segi teknis (yang penting bisa jalan). Dengan
kurangnya pengetahuan mereka tentang pembangkit listrik tenaga air khususnya
teknologi kincir/turbin, menyebabkan turbin mereka cepat rusak (massa operasi
pendek). Selain itu, kualitas produksi listrik yang dihasilkan sangat rendah
sehingga tidak semua peralatan listrik bisa digunakan. Bahkan mereka dalam
setahun sekali harus mengganti kincir air yang baru karena terbawa banjir ( 60 kincir
air dari Jember Jawa Timur)
Untuk meningkatkan kemampuan pembangkit
listrik skala kecil ditingkat lokal maka perlu meningkatkan teknologi perubah
energi air menjadi energi mekanik yaitu penerapan teknologi turbin air.
Teknologi turbin air memilik banyak keuntungan dan keunggulan dibandingkan
dengan teknologi kincir air.
Gambar 1. Kincir Air (Jember Jatim)
Salah teknologi turbin air
yang banyak digunakan dalam pembangkit listrik skala kecil di Indonesia adalah Cross Flow Turbine/Banki Turbine/Ossberger Turbine. Cross Flow Turbine adalah turbin implus dengan aliran mengalir memotong rotor
turbin dan turbin ini memiliki kontruksi lebih sederhana dalam teknologi
manufakturnya. Walaupun relatif sederhana dalam hal kontruksinya tetap saja
memerlukan hal khusus dalam pembuatannya sehingga perlu dikembangkan turbin
lebih sederhana dibandingkan Cross Flow
Turbine. Cross Flow Turbine yang lebih sederhana diberi nama dengan Turbin
Goprak (Turbin Go Praktis).
Turbin Goprak ini merupakan redesain
dari Turbine Open Cross Flow yang
dikeluarkan oleh IT Power. Redesain dengan mempertimbangkan penggunaan bahan/material
kontruksi turbin dari bahan-bahan yang tersedia mudah dipasaran. Selain itu,
redesain mempertimbangkan pula peralatan manufaktur yang lajim digunakan dalam
perbengkelan manufaktur. Turbin Goprak dapat dimanfaatkan potensi beda
ketinggian 3 m – 20 m sehingga kemampuan memanfaatkan potensi lebih baik
dibandingkan dengan kincir air konvensional yang terbuat dari kayu.
Untuk
memperoleh kemampuan dan kehandalan Turbin Goprak dari dari sisi teknis maka
perlu dilakuan analisis melalui perhitungan dan pemodelan dari desain yang
diperoleh. Kajian dilakukan dua kegiatan
yaitu kajian teoritis dan pengujian. Kajian teoritis yaitu kajian untuk
menganalisis bagaimana kemampuan dan kehandalan yang dihasilkan secara hitungan
dan pemodelan dengan Computational Fluid Dynamics.
Sedangkan kajian pengujian untuk memperoleh data performasi secara riil.
Selanjut dua kajian dibandingkan untuk memperoleh informasi keunggulan dan
kelemahan desain Turbin Goprak.
2. Metoda Eksperimen
& Fasilitas Yang Digunakan
Turbin Goprak (Go Praktis) merupakan redesain
dari open cross flow turbine dari IT Power.
Redesain dengan
mempertimbangkan penggunaan bahan/material kontruksi turbin dari bahan-bahan yang
tersedia mudah dipasaran bahkan beberapa material kontruksi Turbin Goprak
dibeli dari tempat barang bekas (Jatayu Bandung dan Subang). Selain itu,
redesain mempertimbangkan pula peralatan manufaktur yang lajim dijumpai bengkel
manufaktur pada umumnya seperti mesin bubut, las listrik, bor duduk, mesin
gerinda tangan, las pemotong, alat kerja bangku dan alat ukur. Hal ini
dimaksudkan agar mempermudah dalam pengadaan bahan/material dan pembuatan manufaktur
Turbin Goprak.
Dari hasil redesain
tersebut, selanjutnya dilakukan analisis mekanika fluida menggunakan segi
kecepatan dan analisis aliran menggunakan Computing
Fluid Dynamics untuk memperoleh performansi turbin goprak.
6
|
3
|
Gambar 2. Kontruksi Turbin Goprak
Bahan material besi yang
digunakan digolongkan berdasarkan komponen turbin goprak, yaitu sebagai berikut
:
a. Rotor (Runner) :
- 2
piringan/disk yang berasal dari pelat dengan tebal 10 mm berdiameter 300 mm
yang digunakan untuk prirngan rotor.
- 3
buah pipa besi berdiamater luar 83 mm dengan tebal 5 mm panjang 204 mm yang
digunakan untuk sudu turbin.
- silinder pejal berdiamater 90 mm
panjang 70 mm yang digunakan untuk dudukan rotor.
Gambar 3. Rotor dan bahan-bahan
untuk rotor Turbin Goprak
b. Poros
silinder berdiamater 50 mm
dengan panjang 1400 mm
Gambar 4. Bahan Poros
c. Bantalan/bearing
bahan
dibeli dalam keadaan barang jadi yang berdiameter 45 mm
Gambar 5. Bantalan
d.
Nosel
- 2 pelat besi dengan tebal 5 mm, lebar 260 mm dan panjang 455 mm
untuk bagian sisi samping nosel.
- 1 pelat besi dengan tebal 5 mm, lebar 184 mm dan panjang 238 mm
yang digunakan untuk nosel atas dan bawah
- pipa besi berdiameter 350 mm dengan tebal 5 mm dan panjang 184 mm
yang digunakan untuk ujung nosel atas dan bawah.
Gambar
6. Nosel
e.
Pengarah aliran
- pipa besi diameter 95 mm, tebal 5 mm dan
lebar 184 mm
- pelat besi tebal 5 mm lebar 184 dan panjang
140 mm
Gambar
7. Pengarah aliran
f. Saluran peralihan
- pipa
besi diameter 300 mm, tebal 5 mm dan panjang 315 mm
- 2
pelat besi tebal 5 mm, lebar 184 mm dan panjang 315 mm
- 2
pelat besi tebal 5 mm, lebar 250 mm dan panjang 315 mm
Gambar 8. Saluran peralihan
g.
Puli
Bahan
puli berdiameter 200 mm yang tersedia dalam bentuk jadi dipasaran.
h.
Dudukan turbin
Bahan
dari besi bentuk kanal dengan tebal 3 mm dan panjang 1000 mm
Gambar 9. Turbin Goprak
3. Hasil dan Pembahasan
3.1. Perhitungan
Daya Masuk Turbin
Pada
perhitungan daya input turbin goprak ini
adalah sebagai berikut :
Dengan data-data yang ada
sebagai data rancangan analisa daya input turbin ini adalah :
maka perhitungan daya input
turbin sebagai berikut :
3.2. Perhitungan
Daya Output Turbin
Kecepatan aliran air melalui
nosel menggunakan rumus kecepatan aliran air sebagai berikut :
Arah aliran air sebagaimana
digambarkan arah kecepatan aliran air V1 sebagai berikut :
Gambar 8.
Aliran Air pada Turbin Goprak
2.3. Analisa
Segitiga Kecepatan Aliran
Analisa segitiga kecepatan
terlihat pada gambar berikut :
Gambar 9. Analisa segitiga kecepatan aliran
Pada
Kecepatan V1 membentur sudu atas membentuk 3 besaran dan arah
kecepatan, yaitu :
Gambar 10. Segitiga kecepatan
Analisa data yang diketahui
pada sudu atas runner adalah sebagai berikut :
V1 =
9,706 m/s
Untuk
Mencari U1 dapat dicari melalui kecepatan sudut rotor (ω) :
ω = (2· π · n)/60
=
(2· 3,14 · 500 rpm)/60
= 52,33
rad/s
Besar
jari-jari luar rotor, r1 = 0,15 m
maka
:
U1 = r1 · ω
= 0,15 m ·
52,33 rad/s
= 7,850 m/s
Besar
garis singgung dengan arah kecepatan (V1) membentuk sudut α1
= 23º dan besarnya sudut antara arah kecepatan Vr1 dan arah U1
membentuk sudut β1 = 42º, maka dapat dicari kecepatan relatif (Vu1
) dan kecepatan tegak lurus terhadap garis singgung (Vm1) adalah
Vu1 = V1 cos α1
= 9,706 m/s · cos 23º
= 9,121 m/s
Vm1 =
V1 sin α1
= 9,706 m/s · sin 23º
= 3,319 m/s
Pada kecepatan absolut keluar (V2)
dipengaruhi oleh koefisien gesekan (C) yang besarnya C = 0,98 maka V2 dicari
:
V2 = V1 · C
= 9,706 m/s ·
0,98
= 9,512 m/s
Untuk mencari kecepatan
keliling rotor pada saat keluar (U2), telah diketahui Jari-jari
dalam rotor r2 = 0,102 m dan
ω = 52,33 rad/s, maka :
U2 = r2 · ω
= 0,102 m ·
52,33 rad/s
= 5,338 m/s
Besarnya
sudut antara garis singgung dengan arah kecepatan (V2) membentuk
sudut α2 = 55º dan besarnya sudut antara arah kecepatan Vr2
dan arah U2 membentuk sudut β2 = 67º, maka dapat dicari
kecepatan relatif (Vu2 ) dan kecepatan tegak lurus terhadap garis
singgung (Vm2) adalah
Vu2 =
V2 cos α2
= 9,512
m/s · cos 55º
= 5,986
m/s
Vm2 =
V2 sin α2
= 9,512
m/s · sin 55º
= 7,392
m/s
Analisa Kecepatan dan
Perhitungan Sudu Bawah rotor
Gambar 11. Segitiga kecepatan
Besar
kecepatan masuk sudu bawah rotor (V1’) diasumsikan sama dengan arah
dan besarnya kecepatan absolut sudu atas pada saat kecepatan keluar (V2)
dikarenakan melintasi daerah kosong atau tidak terkena sudu maka faktor gesekan
tidak terjadi. Besarnya V1’ = V2 = 5,986 m/s
Besarnya
kecepatan keliling rotor pada saat masuk (U1’) dimana besarnya sama
dengan U2 karena memiliki jari-jari yang sama r2 yaitu :
Besarnya
U1’ = U2 = 5,338 m/s
Dengan
diketahui besarnya sudut antara garis singgung dengan arah kecepatan (V1’)
membentuk sudut α1’ = 66º dan besarnya sudut antara arah kecepatan
Vr2’ dan arah U1’ membentuk sudut β1’ = 97º,
maka dapat dicari kecepatan relatif (Vu1’ ) dan kecepatan tegak
lurus terhadap garis singgung (Vm1’) adalah
Vu1’ =
V1’ cos α1’
= 5,986
m/s · cos 66º
= 0,833
m/s
Vm1’ =
V1’ sin α1’
= 5,986
m/s · sin 66º
= 5,928
m/s
Pada
kecepatan absolut keluar (V2’) dipengaruhi oleh koefisien gesekan
(C) yang besarnya C = 0,98 maka V2’ dapat dicari :
V2’ = V1’ · C
= 5,986 m/s · 0,98
= 5,866 m/s
Besarnya
kecepatan keliling rotor pada saat masuk (U2’) dimana besarnya sama
dengan U1 karena memiliki jari-jari yang sama r1
yaitu U2’ = U1 =
7,850 m/s
Besarnya
sudut antara garis singgung dengan arah kecepatan (V2’) membentuk
sudut α2’ = 95º dan besarnya sudut antara arah kecepatan Vr2’
dan arah U2’ membentuk sudut β2’ = 67º, maka dapat dicari
kecepatan relatif (Vu2’ ) dan kecepatan tegak lurus terhadap garis
singgung (Vm2’) adalah
Vu2’ =
V2’ cos α2’
= 5,866
m/s · cos 95º
= 0,204
m/s
Vm2’ =
V2’ sin α2’
= 5,866
m/s · sin 95º
= 5,862
m/s
3.4. Perhitungan
Torsi Pada Turbin Goprak
Setelah
mendapatkan data hasil analisa kecepatan segitiga aliran air Turbin Goprak,
maka dilanjutkan perhitungan torsi yaitu :
a.
Perhitungan torsi
sudu atas
Torsi
sudu atas adalah :
b.
Perhitungan torsi
sudu bawah
Torsi
sudu bawah menggunakan rumus :
3.5. Perhitungan
Daya Keluaran Turbin
Daya
keluaran pada Turbin Goprak yaitu :
a.
Daya sudu bagian atas
Pa = T1 · ω
= [((ρ·Q)/g · ((Vu1·r1) - (Vu2·r2)))] · ω
=
52,33 rad/s
= 404,135 Nm/s
=
404,135 Watt
b. Daya sudu bagian bawah
Pb = T2· ω
= [((ρ·Q)/g · ((Vu1’.
r1) - (Vu2’ . r2)))] · ω
= 45,333
Nm/s
= 45,333 Watt
c.
Total daya keluaran
Jumlah daya yang dihasilkan
untuk satu sudu atas bawah adalah
PT = Pa + Pb
= 404,135 Watt + 45,333 Watt
= 449,469 Watt
Aliran air yang efektif mengenai
sudu berjumlah 5 buah sudu berdasarkan pemodelan aliran pada rotor turbin, maka
total daya keluaran turbin adalah
Pout = P x 5 (5 aliran air)
= 449,469 Watt x 5
= 2696,812 Watt
3.6. Efisiensi
Turbin Air Cross Flow
Efisiensi turbin dihitung
berdasarkan perbandingan antara daya masuk turbin dengan daya keluaran, adalah
h = Pout/Pin
x 100%
= 2696,81 watt / 4905 watt x 100 %
= 54,98 %
3.7. Analisis
Aliran Air pada Turbin Goprak menggunakan Computational
Fluid Dynamics
Hasil pemodelan Computational Fluid Dynamics (CFD) pada
turbin goprak diperoleh aliran air yang efektif mengenai sudu turbin sebanyak 5
buah dan dapat dilihat gambar sebagai berikut :
Gambar 12. Pemodelan aliran air pada Turbin Goprak
Gambar 13. Pemodelan Vektor Aliran pada Turbin Goprak
Berdasarkan pemodelan
aliran tersebut, terlihat bahwa aliran yang terjadi kurang seragam saat
mengenai setiap sudunya karena terjadi turbulensi di bagian pengarah aliran dan
untuk mengurangi efek turbulensi dapat dilalukan dengan memodifikasi pengarah
aliran seperti gambar berikut :
Gambar 14. Pemodelan aliran air setelah modifikasi Pengarah aliran
Kesimpulan
Redesain Turbine Open Cross Flow Produksi IT Power berdasarkan bahan kontruksi turbin yang
mudah dijumpai dipasaran dan peralatan manufaktur relatif sederhana menjadi
turbin goprak (turbin open cros flow lebih sederhana) dapat dilakukan dan
dibuat.
Berdasarkan analisis mekanika
fluida menggunakan segitiga kecepatan dan pemodelan menggunakan Computational Fluid Dynamics dengan
debit rancangan 100 l/s dan beda ketinggian (head) 5m diperoleh sebagai berikut
:
1. Daya potensi/input sebesar 4.905 watt
2. Torsi sebesar 8,276 Nm
3. Kecepatan putar sebesar 52,33 rad/s
4. Daya yang dihasilkan 2.696,812 watt.
5. Efsiensi sebesar 54,98 %.
Dari
hasil ini, Turbin Goprak dapat dibuat menggunakan material yang mudah didapat
dipasaran dan menggunakan peralatan manufaktur yang relatif sederhana serta memiliki
kehandalan lebih baik dibandingkan kincir air konvensional yang terbuat dari
kayu dan diharapkan dapat diterapkan oleh bengkel manufaktur di tempat lain
sehingga masalah ketidaksediaan energi listrik di daerah terpencil dapat
teratasi.
Ucapan Terima kasih
1. Dekan Fakultas Teknik Universitas Subang yang telah
memberikan dorongan dan fasilitas kampus untuk melakukan penelitian Turbin Goprak.
2.
Yayasan IBEKA yang telah memberikan bantuan pendanaan dan teknis dalam
penelitian Turbin Goprak.
3.
Kasda, Wawan Gunawan, Nurulli Januar dan Jajang Roheli yang telah bekerja sama dalam
penelitian Turbin Goprak
Nomenklatur
g
|
konstanta
gravitasi (ms-2)
|
P
|
daya
(watt)
|
Q
|
debit
(liter.s-1)
|
h
|
beda
tinggi (m)
|
V
|
kecepatan
linier (ms-1)
|
U
|
kecepatan
radial (ms-1)
|
C
|
konstanta
aliran
|
T
|
torsi
(Nm)
|
n
|
putaran
(rpm)
|
r
|
jari-jari
rotor (m)
|
Greek letters
|
|
Referensi
Anonim…. : Design Pack Turbine
Open Cross Flow, IT Power.
Ir. Iskandar B. S. Kuntoadji : Manual Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro, IBEKA-JICA.
Planetary Power : Bangki-Cross
Flow Design Guide, 2005.
W. M. Dandekar – K. N.
Sharman : Water Power Engineering,
Vikas Publishing House PVT LTD, 1979.
Ueli Meier: Local Experience With Micro-Hydro Technology, University of
Saint-Gall, 1981.
Novandri T. S., Kasda dan
Nurulli Januar : Redesain Turbine Open
Cross Flow menjadi Turbin Lebih Sederhana, Makalah Fakultas Teknik Unsub,
2011
Novandri T. S., Kasda,
Wawan Gunawan, Nurulli Januar dan Jajang Roheli : Manufaktur Turbin Goprak, Makalah Fakultas Teknik Unsub, 2010
Novandri T. S., Jajang
Roheli : Pemodelan Aliran Air pada Turbin
Goprak menggunakan Computational Fluid Dynamics, Makalah Fakultas Teknik Unsub,
2011.
tolong bos kalau bisa kirim artikel ini ke email ku,
BalasHapus